Minggu, 15 Januari 2012

LOTR [Epilog]

-->
LG mempersembahkan...




EPILOG

Seorang wanita sedang berjalan tergesa-gesa. Tangannya dengan sibuk memeriksa surat-surat yang ada ditangannya. Tagihan listrik. Tagihan air. Tagihan telepon. Surat-surat kantor. Undangan reuni dan... tunggu. Undangan reuni? Langkahnya terhenti sebentar. Ia menuntun kakinya kearah pinggir dan mendapati ada sebuah café yang tidak jauh dari tempat ia berdiri. Maka masuklah ia ke dalam café itu. Setelah memesan Lemon Tea hangat dan Sandwich ia mulai membuka undangan reuni yang menarik perhatiannya.

Surabaya, 7 Juli 2019
 Hal       : Undangan Reuni

Kepada yth,
Alumni RH Gakuen Angkatan 2011
Di tempat.   
Dengan hormat,
Kami selaku panitia acara reuni SMA RH Gakuen angkatan 2011 bersama ini mengundang Anda sekalian untuk hadir pada acara reuni, yang akan diadakan pada :
 Hari                  : Selasa
Tanggal            : 14 Juli 2019
Tempat              : SMA RH Gakuen, Jl. Lurus No. 10
Waktu              : Pukul 10.00-selesai

Mengingat pentingnya acara ini dimohon datang tepat waktu. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi 081234567890 (sdr Gabriel) atau 08987654321  (sdri Alyssa).
Demikian surat ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Hormat kami
Ketua Panitia Reuni SMA RH Gakuen
Gabriel Stevent Damanik


***
“Halo,  Ta. Aku udah di depan Rumah Sakit..”
“Ha? Eh iya.. ha?? Waa cepet amat. Sebentar sebentar sebentar sebentar sebentar sebentar sebentar sebentar sebentar sebentar—“
“Ta…”
“Ya? Oh iya, tunggu bentar ya aku beres-beres dulu..”
Setelah mendengar bunyi tanda panggilan sudah terputus, perempuan yang berbalut busana putih tersebut segera membereskan apa apa saja yang ada di depan matanya. Ia menarik jaket dan tasnya sebelum berjalan cepat sambil berpamitan pada rekan-rekan kerjanya. Sesekali tersenyum ramah kepada beberapa pasien yang lewat.
Seorang pemuda di dalam mobil yang sedang mengetuk-ketukkan jarinya ke stir tiba-tiba tersentak kaget karena ada yang menyaingi suara ketukan jarinya. Ia menoleh ke kiri dan mendapati sosok yang ditunggunya sedang melambai-lambai kepadanya dari luar pintu mobil. Pemuda itu tersenyum sejenak sambil membuka kunci pintu mobilnya.
“Ya Allah panasnya di luar..” kata perempuan yang buru-buru masuk ke mobil tersebut setelah pintu terbuka. Dia mengibas-kibaskan tangannya di dekat leher tanpa menghiraukan pandangan yang sedari tadi menatapnya cengo. “Kita nunggu apa ini? Nggak jalan, Yo?”
“Kamu gak ada niatan buat nyapa aku?”
“Insya Allah ada. Hai bapak Rio, terimakasih sudah berbelanja di indomaret”
Pemuda bernama Rio itu tertawa kecil kemudian menjitak kepala perempuan disampingnya dengan sayang, “Ya udah yuk kita jalan sekarang..” Rio menginjak kopling, memajukan perseneling kemudian menurunkan rem  tangan dan mulai menjalankan mobilnya.
“Yo, jangan sembarangan jitak dong.. ntar sanggulnya lepas gimana? Kamu nggak ngerti sanggul ini penting banget buat jaga wibawa aku di depan pasien—“
Dan yah, Rio hanya akan mendengarkan celotehan perempuan yang setia menjaga hatinya sampai saat ini dengan tawa dan tanggapan ringan. Perempuan itu secara tidak langsung benar-benar mematikan kepenatan Rio dengan ajaib.
***
Seorang pemuda lain sedang menghadap serius ke sebuah meja penuh kue-kue coklat, gorengan, kroket, dan kawan-kawan yang merobohkan imannya untuk tidak mencomot semua hidangan yang tersedia gratis di depannya. Perlahan-lahan jemarinya mulai terangkat ke atas sebuah piring besar berisi kroket sebelum—
“Woy! Ozy mamen!!!”
Sebuah tepukan di pundaknya menggagalkan rencananya. Sontak ia menoleh kearah asal  tepukan itu. Sebisa mungkin ia tidak menampakkan ekspresi kesal kepada siapa saja yang menghancurkan misinya barusan. Ha, ia tersenyum lebar saat mendapati Deva-lah yang menepuk bahunya tadi. Toh, Deva langsung berlalu meninggalkan pemuda yang dipanggil Ozy itu. Yang ditinggalkan hanya tersenyum cengo.
Ia baru saja akan membalikkan badannya untuk melanjutkan misinya kembali saat ia rasakan lagi tepukan yang jauh lebih keras dari sebelumnya di punggungnya.
“Ya Allah.. apa salah A’im?”
Dengan geram ia menoleh ke belakang dan siap-siap memasang topeng senyum lima jarinya lagi, kali ini ia berencana menyertakan sapaan basa-basi untuk si pengganggu, “Haa—ii?“
Ternyata yang dilihatnya merubah segalanya. Ia membeku, jantungnya serasa berhenti mendapati seseorang dari masa lalu itu kini berdiri di hadapannya. Senyum itu masih sama. Membuatnya tersepona. Dan Ozy salah skenario.
“Zy, nggak usah alay gitu deh ngeliat gue..” Kata Rio.
Ozy tersadar. Mendadak ketawa sambil bawa pom-pom yang entah dia dapat darimana. “Janggut tipis!!!”
Reflek Rio langsung memegangi janggutnya, cengengesan sendiri, “Minggu ini belum cukur hahaha”
“Ya ampuun.. anak opaah. Pangling ane, Yo!” Ozy menepuk-nepuk bahu Rio khas kakek-kakek yang bangga terhadapa cucunya.
“Ji, kamu nggak mau pangling sama aku?” tanya perempuan yang sedari tadi berdiri di sebelah Rio.
“Ah, lu siape?”
“Oh gitu. Fine, ayo kita pergi dari sini Yo.. tinggalkan gadis kampung itu!”
Sedetik kemudian tawa pecah. Kelewat keras sampai-sampai semua tamu undangan reuni menoleh ke arah mereka bertiga.
“Duh Rio nih malu-maluin aja kalo ketawa..” bisik Ozy sambil berusaha mengecilkan volume tawanya sendiri.
“Ya elu tu juga,” kata Rio sambil menyikut Ozy. Pipinya menggembung seperti biasa kalau ia sedang ngambek.
“Noh kekasih ente ngambek tuh, Suster Tata ngesot”
“Ya udinlah, kita cari tempat aman untuk bereuni sendiri ajaa,” kata perempuan yang dipanggil Tata itu.
Mereka bertiga memutuskan untuk pergi dari lokasi itu. Mereka saling melepas rindu sambil bercerita segala macam. Langkah mereka berhenti saat mereka menyadari suasana disini hening sekali. Jauh dari pusat acara reuni yang ada di lapangan depan sekolah.
“Itu.. ruang musik?” Tanya Tata.
“I…ya”
“Berarti ini…”
Mereka bertiga secara hampir bersamaan langsung mendongak keatas.
“Rumah pohon..”
Ketiganya tersenyum. Rindu.
Ketiganya segera berebut menaiki tangga kayu. Tidak ada yang mau mengalah. Rio hampir saja berhasil memanjat satu anak tangga terbawah tapi Ozy selalu menghalangi dengan merentangkan kedua tangannya tepat didepan muka Rio. Sedangkan Tata yang berada ditengah-tengah mereka berusaha mengambil celah dibawah tangan Ozy dan Rio. Ia harus merelakan tatanan rambutnya menjadi tak karuan bentuknya.
“Saus tartar.. Pada nggak inget umur deh..” kata suara lain dari atas mereka.
Ozy, Tata, dan  Rio bersamaan menoleh ke asal suara dan mendapati wajah innocent bertopang dagu sedang menatap ke arah pohon-pohon sekitar.
“Al?”
Gubraaaakkk.
***
“Huahahaha masih sama! Nggak ada yang berubah dari rumah pohon ini! “
“Kitanya aja yang berubah. Dikit..”
“Eh iya, tau nggak, sekarang aku kerjanya melayani nasabah loh.. ” Ozy tiba-tiba berkata serius. Ia duduk menyila, yang lain mengikuti jejaknya.
“Oh ya? Waah.. bagus dong.. hebat kamu, Ji..” Rio menanggapi, ikut senang.
“Heehehe, iya Alhamdulillah yah..” Ozy tersenyum sambil mengangguk sok malu. “Jadi.. ada yang mau nabung nggak? Nanti saya yang melayani heehhehe”
“Yeeee.. nyambungnya tetep aja promosi lu, Jii..”
“Nggak promosi ini, Ta.. hanya menawarkan” kata Ozy sambil membenahi dasinya sok serius. Tidak sampai 2 detik, tawanya meledak juga. “Kamu masih sama bocah ini kan?” lanjutnya sambil mengedikkan dagunya ke arah Rio.
Rio dan Tata saling melirik “Ya… kamu pikir?”
“Ya lah keliatan hahaha”
“Hahaha,” Tata ikut ketawa, “padahal udah nggak lho, Ji..”
“Ha??” Ozy dan Lisa terkejut bersamaan.
Lisa memang pernah mendengar bahwa mereka sempat break waktu kuliah. Tapi ia tidak menyangka bahwa sampai sekarang pun keadaannya masih sama. Tidak, tidak, maksudnya, ia pikir setelah semua kesibukan yang membuat mereka putus, mereka akan kembali lagi seperti dulu. Semenjak Lisa memutuskan tinggal sendiri di apartemen dia memang jarang nonton infotaiment. Yak, sekarang Lisa salah skenario.
Ozy menjadi canggung dan merasa bersalah. “Eh, maap kalo gitu. Ane nggak tau .__.”
Satu,
Dua,
“Huaahahhahahahaa.. becanda doaaaang. Muka lu jelek tauk ji kalo kayak gitu”
“Tegang banget, kaak! Udah lama nggak liat ekspresi yang itu. Makanya sering-sering pulang dong..”
Lisa yang salting langsung membenahi ekspresinya, “Kalo kangen ngomong aja”
Semuanya ketawa lagi.
“Oh ya, perasaan Al daritadi minim banget ngomongnya.. cerita apa kek gitu Al haahay!”
“Yaa gitu deh.. biasa aja sih hidup saya. Bangun pagi ke lab, pulang, ngasih makan coco, tidur, bangun lagi, lab lagi, coco lagi--”
“Nggak gitu.. maksutnya, kamu sama Obiet ‘masih’ gitu? Atau begimana?”
“Oh. Dia masih hidup kok. Kayaknya lagi di bawah sama temen-temennya.”
JLEBB.
“Oh oke. Bu suster ngesot gimana dong?” Ozy mulai nyengir ke arah Tata.
“Gue. Nggak. Ngesot.”
JLEBB.
“Udalah Yo ane ngomong sama ente aja”
“Boleh.. mau ngomong apa, Zy?”
“Kegiatan ente sekarang ngapain aja?”
“Yaah lu telat Ji. Sibuk mulu sih sampe nggak tahu sekarang gue ngapain hehe. Alhamdulillah keterima di BMG, tahu nggak lu?”
“B..M..G? Bakso Ma..rio Genta? OOOH! Lu bisnis bakso Yo? Huahahaha..”
“Heee.. enak aja huahaha.. bisaa bisaa..”
Lalu tawa mereka mereda. Tiba-tiba saja tidak ada yang bicara lagi. Diam, walau senyum masih tersungging dimasing-masing wajah mereka.
“Aku bener-bener seneng ketemu kalian. Dialog-dialog nggak jelas kayak tadi, yang anehnya bikin aku ketawa itu Cuma bisa aku rasain waktu sama kalian..”
“Benar apa kata saudari Al.. well, yeah.. aku males ngakuinnya tapi seriusan aku kangen suasana yang kayak gini.. masa SMA kita. Yang saling ngejek, males-malesan, belajar bareng atau… perang dingin kayak dulu, hahaha pada inget nggak?”
Hening.
“Sebenernya… gue lupa, Zy..”
“Aku juga”
“Iya ya.. aku juga ._.”
Ozy pasang muka bête. Dia berdiri. Trus turun. Pulang. Kepelukan neneknya Pak Yama.
Ya,ya.. Ozy salah skenario.
“Oh, masa? Bohong banget kalau kalian lupa. Sialan ente semua huuuu!”
Dan mereka ketawa lagi. #bosandeh
“Eh apaan ini?” tanya Rio yang baru menemukan kayu pipih di pojokan. Lainnya yang sedang sibuk dengan pikirannya disadarkan kembali oleh seruan Rio. Rio menarik kayu pipih itu. Dengan mengerutkan kening ia membersihkan kayu yang penuh debu itu.
Rio membawanya ke tengah temannya. Semua melongok ke kayu itu. Ada ukiran paksa yang sepertinya dibuat dengan benda tajam. Tidak terlalu jelas, tapi mereka berempat berusaha membacanya.
“L..O..T..R tuu..gee..der, fo..re..ver”
“LOTR TOGETHER FOREVER!!!”
“Huaa aku terharu, kawan-kawaan..” Ozy mulai scene nangis di pundak Rio.
“ Waah ini kan yang kita garuk pake jangka pas pengumuman kelulusan” Lisa mengingat-ingat, ya benar. Ia ingat sekali waktu itu yang dipakai adalah jangkanya.
“Iyaa, harapan kita dulu. Ya tapi kan namanya kehidupan terus berlangsung dan kita nggak mungkin sama-sama terus.. kayak yang sudah kita alami ini” Tata menanggapi, “Yang penting, kita nggak boleh saling lupa. Karena yang paling penting dari sebuah persahabatan adalah.. saling percaya. Percaya bahwa kita nggak akan kemana-mana.. sama halnya kayak pepatah, carilah ilmu sampai ke negeri Cina J
“Kayaknya yang terakhir itu kamu salah skenario deh, Ta” koreksi Ozy. “Hahaha, tapi bener kok. Bener banget apa yang kamu bilang. Semoga kita masih bisa bersahabat dan bersilahturami kayak gini sesibuk apapun kita”
“Aaaminnn..”
Setelah semuanya mengamini doa itu, Ozy  berinsiatif untuk saling berpelukan ala teletubbies. Tanpa sengaja Tata menemukan sesuatu di dinding rumah pohon, ia mencoba membacanya pelan.
Aaay..love Pak?Shu? itu lu ya Ji yang nulis? Huahahahaha..” Tata bersorak sembari melepas pelukannya.
“Ha? Yang bener?” Ozy berbalik badan dan segera menghampiri apa yang baru saja ditemukan Tata, “Aaaa aib apa ini??? Jadi Pak Shu itu siapaaa? Cinta pertama guaaa???”
“Yo mbok biasaa.. ojok luar biasa” kata Lisa sambil menelusuri sisi dinding lainnya. “Eh ada rumus fisika gerak melingkar”
“Siapa nih yang nulis? Huahahahaha” kata Rio sebelum mengakak ria.
“Bukannya itu tulisanmu, Yo?” Sahut Tata.
Rio berhenti ngakak. Baru sadar bahwa Tata,Lisa dan Ozy sedang melihat kearahnya menyelidik.
“Oh iya, hehehehe”
Jdeerrr… semua cegek.

The End.
Rumah Genta. Pk. 15:58. 15.01.2012

3 komentar:

  1. aih, suka deh awal2nya, berasa gimana...gitu. tapi dari tengah ke akhir terkesan buru2. anyway, akhirnya tamat juga ya serial ini, hiks ga ada lotr lagi dong :(
    tata, lisa, berminat bikin yg baru? :p

    BalasHapus
  2. Hahay! Doomo Arigatouu! XD iya ya? ._. maaf deh._.

    saya tidak dapat menawarkan janji untuk itu :P

    BalasHapus
  3. tata maaahhh...iya masi pengen baca akhirnya lisa sama ozy..eh udahan..hehe..kata2nya ttg persahabatan itu tuh yang ada kata2 ga boleh saling lupa walopun ga sama2 terus itu tuh, pas gw bacanya entah knp yg ada di benak gw itu #ACBR.. hehehe... yo ayo tata buat cerita lagiii...

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...