Jumat, 15 Oktober 2010

Walau Harus Menjadi Yang Terakhir [cerpen]

Hai, aku bikin cerpen lagi..
Tapi perasaan yang ini galau dan aneh banget! Err.. gatau deh.. aneh bangett!!  judulnya ribet pula =.=
Gausah dibaca deh!! -_-.
Etapi.. Ya, baca dan mohon komentarnya ajalah.. Hope you like it! J

Aku sedang sibuk dengan keypad  Handphone ditanganku. Mengetikkan berbagai kalimat ‘Selamat Ulang Tahun’ yang akan aku kirimkan pada sahabatku. Sahabat? Bahkan aku tidak tau dia menganggapku sahabat atau bukan. Tapi bagiku dia sahabat yang paling penting.
Aku menghentikkan jari-jariku. Kubaca kembali setiap kalimat yang kuketik tadi. Sederhana. Bahkan tidak ada kata-kata indah yang puitis. Hanya doa. Ya, aku memang tidak pandai merangkai kata-kata.
Aku tersenyum tipis. Melihat jam dinding yang menggantung indah di dinding kamarku dengan bantuan senter.  Mengapa? Aku sengaja mematikan lampu kamarku, Karena kalau saja Mama mengetahui lampu kamarku masih menyala jam segini. Pasti beliau akan mengadakan pidato dadakan didepanku.
“Astaga..” Aku memekik pelan saat mendapati sekarang waktu telah menunjukkan pk. 00.10. ya, waktu ini sudah lewat sepuluh menit dari yang ditargetkan. Ah, ini gara-gara aku terlalu memikirkan kata-katanya. Baiklah, aku mengirim pesan yang kuketik tadi. Jantungku berdegup lebih cepat dari sebelumnya. Aku memandangi layar ponselku dengan senyum terkembang.
Aku tidak perlu menunggu balasan darinya. Aku yakin dia pasti sedang tidur dengan nyenyaknya. Dan dia tidak akan bangun semudah itu hanya karena suara pekikan ringtone SMS. Haha..
Aku melirik sebuah kotak yang terbungkus rapi dengan kertas kado kuning bergambar bebek dimeja belajarku, tersenyum kembali. Aku menarik selimutku dan beranjak tidur sebelum..
“Selamat Ulang Tahun Sivia.. Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu..” Aku tertidur dengan senyum terlukis dibibirku.
“Assalamualai—kum....” Aku baru saja melangkahkan kaki didepan kelas dengan riang. Secara otomatis senyumku hilang. Karena tidak ada satupun yang membalas salamku. Semuanya— oke ralat, hampir sebagian besar teman sekelasku sedang mengelilingi Sivia. Mereka semua mengucapkan Selamat Ulang Tahun pada Sivia.
Ya, aku tahu.. Sivia memang memiliki banyak teman. Wajar saja, Sivia memang ramah, cantik pula.
Aku mengangkat bahu dan berjalan ke arah bangkuku. Oh, rupanya Shilla—teman sebangkuku— tidak mengikuti yang lainnya untuk mengucapkan selamat pada Sivia. Dia hanya melihat gerombolan itu dengan dagu tertopang.
Oh, dia menyadari kedatanganku rupanya. Lihat dia melambai ke arahku.
“Pagi Ify!” Sapanya.
“Pagi Shill”
“Nggak mau ngikut, Fy? Via sahabatmu kan?” Tanya nya.
“Emm, nggak deh.. rame, lagian aku udah ngucapin kok via SMS..” Dia Cuma menanggapi dengan membulatkan mulutnya sambil manggut-manggut. “Kamu Shill, udah ngucapin?”
“Udah, dong.. via apa coba? Via facebook! Haha..” Jawabnya ringan.
“Jiaah.. dasar..” Aku hanya mencibir. Shilla tidak memperhatikan gerombolan itu lagi. Dia fokus pada Handphone nya sekarang. Mungkin sedang menelusuri dunia per’facebook’an.
Pikiranku melayang kembali ke tadi pagi. Dimana Sivia mengirimiku balasan SMS. Dia mengucapkan terima kasih padaku. Padahal itulah alasanku datang sekolah dengan riang tadi.
Pandanganku fokus kembali pada gerombolan itu, karena Sivia tiba-tiba saja memekik bahagia dengan sebuah jam tangan merah ditangannya. Dengan cepat ia memeluk Angel—sahabat dekat Sivia—Mungkin Angel yang memberikannya. Oh, bahkan kadoku pun taka ada nilainya dibandingkan kado dari Angel.
Sivia tersenyum bahagia, masih memeluk Angel. Shilla melirikku dengan pandangan ‘kamu nggak papa?’. “Apaan Shill?” Shilla menunjuk Sivia dan Angel dengan dagunya. “Apa? Aku nggak papa kok.. kenapadeh? Toh, bagi dia aku bukan sahabatnya lagi..” jawabku lirih. Mengalihkan pandanganku ke arah luar kelas.
“But I’m your friend Ify..” Kata Shilla seraya merangkul pundakku. Aku tersenyum “Thanks ya, Shill..” Ia membalas dengan tersenyum.
Bel istirahat baru saja berbunyi. Setelah Bu Winda keluar meninggalkan kelas, Sivia langsung berlari kedepan kelas dan mencegah yang lainnya untuk keluar kelas.
“Eh, temen-temen.. tunggu dulu!” Teriaknya. Yang lain menghentikan kegiatannya. “Gini.. karena aku hari ini ulang tahun.. jadi kalian semua aku traktir di kantin!” Serunya. Teman-teman sekelas langsung bersorak heboh. Mereka lansung berlari keluar kelas. Kecuali aku dan Shilla.
“Ayo, Fy ke kantin! Lumayan traktiran..” Ajak Shilla.
“Emm, nggak usahlah—“
“Fy? Shil? Ayoo ke kantin.. kalian nggak mau ikut ngerayain ultah ku ya?” tiba-tiba saja kepala Sivia muncul dari celah jendela yang terbuka. Aku tersenyum tipis.
“Iya.. bentar ya, Vi..” Jawabku “Yok, Shill..” kulihat muka Shilla mematung sesaat. Tapi raut wajahnya berubah seketika. “Ayoo..” serunya.
***
Sivia sudah memesan tiga meja panjang kantin untuk tempat kami sekelas duduk. Kita semua ditraktir baksonya Pak Daud yang menurut murid sesekolah enak banget. Baik banget sih, Sivia. Dengan muka cerah kami semua memakan bakso lezat itu.
Sesekali Sivia bercanda dengan yang lainnya. Terkadang Angel menggoda Sivia, sampai Sivia benar-benar malu dan membekap mulut Angel dengan setusuk bakso. Walau begitu wajahnya cerah banget.
Sebenarnya dulu waktu kelas VII aku juga merasakan hal yang sama seperti Angel. Namun saat kami bertengkar kami menjadi sangat canggung. Saat itulah, Angel datang dan menemani Sivia. Biarlah, asal Sivia senang. Toh, karena Angel juga aku dan Sivia tidak menjadi canggung seperti saat kami bertengkar dulu.
“Fy.. malah ngelamun sih..” Shilla menyadarkan lamunanku.
“Oh, hehe.. nggak papa..” Aku melahap baksoku. Masih menerawang.
“Kamu belom ngasih kadomu?” Tanya Shilla, ia sibuk memasukkan buku-bukunya kedalam tasnya. Bel pulang sekolah sudah berdering sejak lima menit yang lalu. Hanya beberapa siswa yang tersisa dikelas.
“Nggak tau deh, Shill.. kaya’nya kadoku nggak ada apa-apanya dibandingin kado anak-anak yang lainnya..”
“Kado itu nggak dilihat dari harganya Fy.. ah, masa’ aku harus bilangin kamu hal-hal kaya’ gini sih, kamu pasti taulah..” Kata Shilla sambil menuntaskan resleting tasnya.  Mengerutkan kening. Menatapku.
“Ah, lagian udah telat kok.. kadoku bakal jadi yang paling terakhir dan nggak berguna..”
“Emangnya kenapa kalo’ terakhir? Yang penting kan ketulusan kamu ngasih kadonya.. selesai!”
“Aku pengen jadi yang pertama Shill.. aku pengen jadi orang pertama bagi dia dalam hal apapun.. aku pengen dia tau kalo’ akulah orang pertama yang peduli ama dia..”
Shilla terdiam. Tidak berani berkata-kata. Aku pun diam. Masih duduk dalam diam. Sisa-sisa teman yang ada dikelas sudah beranjak pergi, menyisakan aku dan Shilla.
“Kamu bener-bener sayang sama Sivia ya.. kamu masih menganggap Sivia yang terpenting?” tanya Shilla memecah keheningan yang ia ciptakan sendiri.
“Iya..” Hanya itu yang kukatakan. Memang begitu kenyataannya. Aku ingin dekat lagi sama Sivia. Aku ingin bersahabat dengannya seperti saat dulu.
“Kalo’ gitu kasih kadonya.. nggak selamanya orang yang melakukan pertama itu yang terbaik. Terkadang yang terakhir justru lebih istimewa..” Katanya datar “Itu menurutku sih.. aku pulang dulu. Daa..” Katanya segera berlari keluar kelas.
Aku menarik kotak berbungkus kuning bergambar bebek di loker mejaku. Aku harus ngasih ini ke Sivia. Aku berdiri dan berlari keluar. Menuju perpustakaan. Tempat favoritenya.
***
Itu dia Sivia. Masih sama seperti dulu, kebiasaannya. Dia akan berusaha menyempatkan diri membaca sesuatu di perpustakaan. Walaupun hanya selembar koran. Lihat raut wajahnya yang serius. Sangat khas.
Aku berjalan pelan sambil membawa kadoku. Menyentuh pundaknya pelan. Ia menoleh. Kaget.
“Hhh.. kamu.. kukira siapa..” pekiknya pelan.
“Hai, Vi.. aku ganggu ya?”
“Eng.. nggak juga kok, bentar lagi aku juga udah selesai.. ada apa?”
“Ini.. aku ada hadiah sederhana buat kamu..” Aku memberikan kado itu. Ia tersenyum ramah.
“Kamu masih inget aja.. kalo’ aku suka sama bebek..” Katanya. Tentu saja aku masih mengingatnya Sivia.
“Makasih ya, Fy..” Katanya senang.
“I-iya.. yaudah aku balik dulu, Met Ultah ya..” Aku menyalaminya. Kalau boleh aku ingin sekali memeluknya. Tapi biarlah. Aku melambai dan pergi keluar perpustakaan.
Aku menghembuskan nafas lega. Mungkin aku emang nggak bisa dekat seperti dulu sama Sivia. Aku berjalan lemas, tanganku meraih Handphone dan membuka facebook. Status terbaru. Status orang itu membuatku berdiri mematung.
Ashilla Zahrantiara :
Aku masih nunggu dia menyadari keberadaanku..
Aku juga mendukung keinginannya asal dia bahagia..
Aku nggak egois kan? :’)
“Shilla.....”

-The End-

Aaa!!! Tuh kan? Nggantung lagi! Hwaaa... TToTT
Menurut aku aneh nih cerita.. galau banget! Dibuat dalam keadaan kacau sih -_-.
Tapi tapi tapi.. mohon kritikan dan komentarnya doongg!! Pleasee... aku butuh saran dari kalian!!

Makasih udah baca!! :D

10 komentar:

  1. tataaaa,,,,ceritanya bagus,,aqu sukaaa,,hohoho,,,ga nyangka ternyata yg nulis status di trakhir itu shilla,,bener@ nyadarin orang yg kadang ga noticed sama keberadaan sahabat di sampingnya krn terlalu menginginkan yg lain untuk jd sahabatnya...smangat bikin lagi ta..
    *hugs

    BalasHapus
  2. hm, bgus adek !
    hha, kykany ni true story kmu yh de ??
    hayoo hayoo..
    hha :DD
    mellow ih, n kbetulan lgi da yg pas dgn crita ini ':p

    hm, simple tpi dlem! q ngerti mksud shilla, n kyakny ntu bkan skedar cerpen :*

    BalasHapus
  3. cah, untung kau pake karakter cewe. kalo pake karakter cowo bisa2 merinding geli gw. yg jadi ify = rio, yg jadi shilla = alvin, dan yg jadi sivia = iyel, wakakak! getek ah...

    bagus kok cah! pendek tapi padat. pointnya juga dapet banget. Terus nulis ya! :)

    BalasHapus
  4. @TehFika : Hahaha.. makasiiihh!!! setuju juga ama komennyaa! haha.. doomo arigatoo Teh Fikaa!! :DD *Peyuukk*

    @Katira : Waduh True Story.. ngaku gak yaa.. ya, sebagian besar.. tapii nggak sih! tapi gatau ah!
    Btw siapa yg lagi pas ama cerita ini?..
    Hehe.. makasih Katiraa!!

    @KakAcie : Please deh kaaakk!! gak cocok banget kalo' karakternya cowok!! -_-.. bhuahaha... Rio=Ify? Shilla=Alvin? Sivia=Iel? wakakak!!
    Hehe.. makasiihh!! syukurlah kalo' pointnya dapet!

    BalasHapus
  5. waaaaa... setuju ma komen komen diatas except komen penulisnya yahhh -.-"
    hehhehee,,

    hooh yang ini bagus banget, kayak true story...
    bikin terharu,,, ada nilai yang bagus didalemnyaa jugaaa...

    ayooo.. cerpen again again :D

    BalasHapus
  6. KakMoon: Kaakk.. maksudloo?? huahahaha...
    Kaya' true story? haha.. makasih makasih makasih.. aku nggak nyangka kalian komen kaya' gini.. soalnya menurut aku galau banget! -_-

    Cerpennya nanti kalo' ada ide lagi yaa..!! :D

    BalasHapus
  7. Hwaaaa Tataaa!
    Actually, hal2 yang berhubungan dg persahabatan selalu bikin gw tersentuh ^^. Km jago banget mengangkat hal2 yang sederhana tapi bermakna dalam persahabatan. Dan gw? Pernah mengalaminya sendiri! hihihi (tetep ngejaga biar komennya ga curcol). Eh bener lo Ta, hal2 ky gini sangat khas di dunia persahabatan cewek. Makanya, ngakak bgt baca komen acie, hehe. Hmmp, km kalo berantem sm temen cewe, jangan sampe berlarut2 ya Ta, ntar nyesel, hehe. Meskipun gw sendiri percaya, kalo semuanya indah pada waktunya, so, jika 'persahabatan' bukan lagi jadi wadah terbaik dalam sebuah hubungan, biarkan ia tetap jadi kenangan yg akan selalu indah untuk diceritakan, jadi ga usah dipaksakan untuk tetap jadi sahabat, kalo memang udah bukan hal yang tepat.
    Dan gw suka banget sama pendapat Shilla tentang ga harus menjadi yang pertama. Terkadang, kita hanya concern pada moment, tapi lupa memperhatikan "isi" yang paling utama ^^. Good job Ta! Terus nulis ya. Inspiratif!

    BalasHapus
  8. @TanteSopi : Aaaa....!! makasih banyaakk!! Tante Sopii!! aaa.. komennya lengkap! (karena ada secuil curcol) haha...
    soal ini:
    'jika 'persahabatan' bukan lagi jadi wadah terbaik dalam sebuah hubungan, biarkan ia tetap jadi kenangan yg akan selalu indah untuk diceritakan'

    Hmm.. mencoba meresapi.. XD

    Aaaa!! makasih! makasih! makasih!!!! XD

    BalasHapus
  9. Huwaaaaaaa,,, Q ketinggalan nih taaa,,,

    Ceritanya keren banget !
    sederhana,simple, tp, dalem dan bermakana,,,
    Q jg kmaren sempet berantem ma Sahabt cew-ku,, Lirik,, siapa ya (?) Hehehehe,,, tp, kt udh baikan *Alhamdullillah...

    kamu emang jago nulis ta,,,
    Lanjuuuttt dek,,
    Bisa" kamu jadi Idolaku berikutnya,,, setelah,, Andrea Hirata,,Winna Effendi,, Teh Acie', dan yg ke4,KAMU !!!

    Salut Deh !!!

    BalasHapus
  10. @KakEmmy : Waaa... makasih!!! aku masih belom jago! masih banyak yang harus dipelajari!, jadi idola? haha.. ada- ada aja kak emmy mahh..!! :p

    nb: soal sahabat cewek, kaya' nya aku tau.. hehe..

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...