Senin, 06 September 2010

Berjuanglah! (cerpen yang terlalu pendek kah?)

Gadis bernama Sivia itu terdiam. Hal yang sedari tadi ia lakukan. Semenjak berangkat dari rumah sampai di bandara ini. Sivia pun tetap terdiam walaupun laki-laki di depannya berusaha meyakinkan gadis itu disertai senyum hangat yang biasanya menenangkan hati Sivia. Namun tidak berguna untuk saat ini.


“Via.. kok diem aja sih? Aku udah mau berangkat lho..” ucap laki-laki bernama Rio itu yakin. Tangannya masih setia mengelus rambut panjang Sivia. Sivia masih terdiam, ia terlalu sedih untuk mengucapkan kata perpisahan.

“Karena ku sanggup.. walau ku tak mau... , Berdiri.. sendiri tanpamu.., Ku mau.. kau tak usah ragu.., Tinggalkan aku.. haa.. kalau memang harus begitu...”.
Sivia lebih memilih bernyanyi. Berusaha ia menahan air mata yang sebetulnya memaksa untuk keluar mengaliri pipinya. Namun Sivia terlalu tegar sehingga ia dapat menahan air mata itu. “Aku bukan gadis cengeng” begitu prinsipnya.


Rio terdiam. Merenungi lirik yang baru saja dinyanyikan oleh Sivia. Lalu ia tersenyum kembali dan memandangi wajah sendu Sivia.


“Aku pasti kembali Via.. Aku akan berusaha sekuat tenaga belajar dan akan menjadi dokter yang hebat nantinya! Apalagi ini ke Jepang! Negara yang sangat ingin aku kunjungi!”.
Ya, Rio mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Jepang. “Ini kesempatan, aku harus jadi dokter hebat! Aku nggak mau orang lain mengalami hal yang sama seperti orang tua ku!” begitu katanya saat mendapatkan beasiswa. Jika boleh jujur, sebenarnya reaksi Rio tadi tidak seluruhnya berasal dari hatinya. Tapi ia tidak mau terlihat lemah dimata Sivia dan membuat Sivia semakin sedih.



“Berjuanglah! Maka aku pun akan berjuang disini” Ucap Sivia lirih.


Mereka terdiam sejenak. Rio hanya menanggapi ucapan Sivia hanya dengan tersenyum. Karena Rio sendiri sebenarnya berat untuk pergi meninggalkan Sivia. Perempuan yang sudah selama dua tahun ini mengisi hatinya. Menemani hari-harinya. Menghibur dirinya ketika ia kehilangan kedua orang tuanya yang meninggal karena suatu penyakit.


“Berjuanglah! Maka aku pun akan berjuang disana” Rio mengulang kalimat Sivia. “Sampai berjumpa lagi!” Rio tidak ingin mengucapkan kata-kata selamat tinggal karena ia yakin ia akan kembali menemani Sivia. Rio memeluk Sivia sejenak, lalu pergi menjauh meninggalkan Sivia yang sedari tadi hanya tersenyum pahit melepas kepergiannya.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

-Tokyo-



Setelah menempuh perjalanan pesawat berjam-jam. Lalu Transit ke negara itu lalu ke negara lainnya. Serta menahan diri untuk tidak menelpon Sivia. Kini Rio ingin cepat-cepat menelpon Sivia walaupun saat ini ia sedang menunggu bagasi.


“Halo..” Ucap suara diseberang sana.
“Lho? Mas Alvin? Sivia ada mas?”
“Rio..”
“Iya ini Rio, cepet bisa kali ya! Aku mau bilang kalo’ aku udah sampe’ di Tokyo! Aku mau ngelepas kangen nih!”



“Sivia kecelakaan Yo..” Rio terdiam sesaat. Tidak, ia tidak secepat itu mempercayainya, Rio tau bahwa Mas Alvin memang suka bercanda dan menjailinya.


“Ah, elah Mas! Nggak usah bercanda bisa kali! Cepetan deh, kangen nih Aku kangen nya sama adeknya bikan ama abangnya!” Ucap Rio sembari mengangkat kopernya yang sudah datang mendekatinya.


“Sivia kecelakaan saat pulang dari Bandara Yo!, aku nggak bohong, ini beneran”
“Mas.. aku nggak mau dibohongin la...”
“Sivia tewas seketika bersama supirnya karena menabrak sebuah truk yang melaju berlawanan arah”



‘BRUK’ koper Rio jatuh dari genggaman pemiliknya. Ia terdiam. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang harus ia lakukan. Ia benar-benar berharap saat ini Mas Alvin akan tertawa keras dan berkata bahwa ia bercanda. Tapi Mas Alvin tidak berkata apa-apa. Mas Alvin Cuma mengatakan 3 kata “Ikhlasin ya, Yo!”.


Rio merasakan seluruh langit jatuh menimpa dirinya. Bagaimana bisa? Gadis yang beberapa jam yang lalu ia peluk. Yang beberapa jam yang lalu bernyanyi dengan suara parau, kini pergi menjauh meninggalkan dirinya selamanya.


“Trus, buat apa aku hidup kalo’ aku ditinggal sama orang-orang yang aku sayangi! Buat apa aku belajar kesini kalo’ nggak ada lagi yang nyemangatin aku!” Ucap Rio datar. Masih berdiri mematung diantara keributan orang-orang yang sibuk mengambil koper mereka masing-masing.
------------------------------------------------------------------------------------------------


“Berjuanglah! Maka aku pun akan berjuang disini”

Ternyata itu adalah kata-kata terakhir yang dari Sivia yang didengar oleh Rio. Dan kata-kata itulah yang sedari tadi terngiang-ngiang dipikiran Rio.


“Aku nggak akan bisa berjuang kalo’ kamu pun disana sudah tidak berjuang lagi Via!” Ucap Rio parau. Ia sedari tadi memandangi fotonya bersama Sivia yang saat itu sedang bermain air ditepi kolm renang. Mas alvin yang memotretnya. Saat itu wajah Sivia terliht cantik sekali. Wajahnya terkena percikan air disertai sinar matahari yang menerpanya.


“Berjuanglah! Maka akupun akan berjuang disini”.

“Masihkah ku sanggup berjuang tanpa semangat darimu Sivia?”
Semangat Rio saat ini benar-benar turun. Ia tidak ada nit sama sekali untuk sekedar membca kembali surat dri universitas yng ia masuki. Niat untuk memastikan tempatnya saja tidak ada. Apalagi berkenalan dengan teman satu flat nya. Rio lebih memilih berdiam diri dan mengurung diri didalam kamarnya.

##################################################################
Satu bulan telah berlalu. Semangat Rio masih belum pulih. Ia masih saja bersedih. Ia menjalani kuliahnya. Ya! Hanya Raganya yang bergerak. Tidak untuk jiwanya. Otaknya terlalu lemah untuk memahami setiap materi kuliahnya.



Padahal Rio yang dulu adalah murid yang pintar dan sangat aktif, selalu menjadi murid kesayangan guru-guru di sekolahnya. Bahkan nilai rata-rata UN nya adalah 9,50. Namun tidak untuk sekarang. Ia berubah menjdi murid pasif yang kerjaannya hanya duduk dibangku kuliah tanpa mengerti apa yang dijelaskan oleh sang dosen. Dan secara otomatis menjadi bahan lecehan dosen-dosen tak terkecuali teman-temannya.
####################################################################

Suatu hari Rio berjalan-jalan untuk sekedar melepas rasa penatnya. Lebih tepatnya untuk menghilangkan rasa sedihnya selama ini. Ia melewati jalanan Tokyo yang sangat bersih itu. Sangat berbeda jauh dengan jalanan di Jakarta. Bahkan sampah kecil berupa bungkus permen saja tidak ada.



Namun Rio tetap berjalan lurus dan tidk terlalu mempedulikan kebersihan negara Jepang ini. Langkahnya terhenti tiba-tiba saat ia melihat seorang gadis kecil yang berjalan pincang. Disertai berbagai perban melilit dibagian dahi, lengan dan sebelah kakinya.


Gadis kecil itu sedang menenangkan seorang balita yang menangis. Menurut tebakan Rio balita itu telah kehilangan ibunya, dan benar saja. Lalu gadis kecil itu menuntun balita itu untuk mencari ibunya.


Rio mengikuti gadis kecil itu. Gadis kecil itu tetap menenangkan dan menuntun balita itu walaupun dengan jalan terpincang-pincang. Rio terus mengikuti gadis kecil itu sampai akhirnya gadis kecil itu menemukan sang ibu dari balita tersebut. Ibu balita itu sangat berterima kasih pada gadis kecil itu. Gadis kecil itu tersenyum ramah.


Rio tertegun. Gadis kecil yang untuk berjalan sendiri saja susah kok, dengan kebaikan hatinya bisa menolong balita tadi sampai ibunya ketemu. Gadis kecil itu berjuang demi balita itu.
“Berjuanglah! Maka aku pun akan berjuang disini”


“Kamu mau jadi dokter? Hebat! Kamu nggak mau orang lain menimpa hal yang sama seperti orang tuamu? Keren!” Tanggapan Sivia saat mendengar tekad Rio


“Masih banyak yang membutuhkan aku! Masih banyak orang sakit diluar sana! Aku harus berjuang demi mereka yang masih membutuhkan uluran tangan dokter!”.


************************************************************************************

“Hhh.. operasinya berhasil dok! Syukurlah..” Ucap wanita yang biasa kita sapa dengan sebutan suster itu dengan penuh kelegaan.
“Hhuuft.. yah! Syukurlah...”


************************************************************************************

“Sivia.. aku menyelamatkan satu nyawa lagi! Aku berhasil menyelamatkannya!” Batin Rio yang saat ini sedang melihat pasiennya sudah bersiap-siap pulang kerumahnya.
Ya, sekarang Rio sudah menjadi seorang dokter. Dokter yang disegani di salah satu rumah sakit besar di Jakarta.



“Berjuanglah! Maka aku pun akan berjuang disini”

“Ya, Via.. aku akan terus berjuang menyelamatkan mereka yang juga sedang berjuang melawan penyakitnya!”




-The End-

Udah selese? Dikit yah? Au’ ah!!
Hweee!!!! Yang ini sotoy banget daahh!! Bener-bener nggak yakin ama nih cerita! Jelek banget pasti! Pasti banyak banget kekurangan atau kesalahannya! Hwee!! TToTT
Jadi, buat kalian yang udah baca terima kasih banyak!!
Mohon komentar, Kritik dan sarannya!!



Arigatoo \^0^/



~Tata~

7 komentar:

  1. tata :DD

    maav yh dah bca tanpa ijin :p

    hha,, nilai cerpen kamu x ini ... 101 !
    eh, gk bs yh ? y udah 91 ja yh :D

    ayo donk, kamu harus pede dgn hasil karya kamu sendiri :))

    jgn tkut buat cerita yg jlek, krna dri ksalahan pembuatan cerita itulah kamu bisa belajar :))

    *sok bijak bgt yh*

    hhe...

    jjur, q org yg pling gk bs bkin cerpen, cz klo dh bkin cerita, pling sdikit ampe part2 :D

    hhii . . .

    d tgg tulisan brikutnya :))


    BERJUANGLAH !

    BalasHapus
  2. you go girl!! so much better than your first!! yeay...

    udah pake pesan moral nih, keren!
    tapi kenapa selalu ada yg mati ya di cerpenmu? hehe. ayo bikin lagi cah..

    salam buat Mas Alvin!!! *sayahisterisbacamasalvin* :D

    bangga ih sama bocah gembuk gw!! :)

    BalasHapus
  3. @Kak Tiraa!!! : Hweeee!!! makasih!!! 91 ?? terbang saya.. (lebee) makasihh!!
    Kalo' aku malah gak bisa bikin Cerbung! (lha padahal selama ini yg aku bikin ma temen2 ku itu cerbung) iyaa.. tapi pasti jadinya malah ngelantur kemana-mana dan jadi gak fokus ke satu cerita.. makanya aku mulai sering dan lebih seneng bikin cerpen.. hehehe..


    @Aunty Aciee!!! : Hahaha!!! Makasihh!!! makasih!! makasih!! *alario*
    Gak tau nih.. pdhl sblumnya ak gak prnah bikin cerita yg tokohnya mati.. baru 2 cerpen aku ini yg tokohnya ada yg mati! (obsesi jd pembunuh kali ya?).
    Hehe.. makasihh!!

    BalasHapus
  4. tataaaa,,,,
    keren pesan moralnya,,
    aqu suka bacanya,,
    ayo ta bikin lagi lagi lagii,,
    hehehe..
    yg mau saya tanyakan sama kaya acie kenapa ada yg mati lagi ta??hehe,,,jadi bertanya2 di cerpen berikutnya siapa yg mati ya??hehe
    request ni ta,,bikin cerita isinya rodar donk,,hohoho,,,

    pede aja ta,,aqu malah gabisa bikin cerpen,,hihi,,

    *hugs,,

    BalasHapus
  5. Hehehe.. makasihh!!
    Akhirnya saya menemukan jawabannya!!

    Karena akhir-akhir ini jiwa membunuh saya meningkat!! (tetep aja jawabannya gak mutu)

    Hehehe.. makasihh!! ^0^

    BalasHapus
  6. gue izin copast ke blog gue ya :)
    boleh kan?
    tenang nama penulis pasti gue cantumin kok:)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...